LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN II
”GAMETOGENESIS”
Dosen Pembimbing :
Kholifah Kholil, M.Si
Disusun Oleh :
Novia Qurrota Ayun
08620029
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses pembentukan gamet atau sel kelamin
disebut gametogenesis, ada dua jenis proses pembelahan sel yaitu mitosis dan
meiosis. Bila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi proses
penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan sel
kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia
menggunakan proses pembelahan meiosis.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama
bahwa mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan
sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46 kromosom, sedangkan
pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23
kromosom. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis. Di dalam ovarium janin sudah terkandung
sel-sel primordial atau oogonium. Oogonium akan berkembang menjadi oosit
primer. Saat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase profase pada pembelahan
meiosis. Oosit primer kemudian mengalami masa istirahat hingga masa pubertas.
Pada masa pubertas terjadilah oogenesis.
Dari penjelasan di atas kita tidak akan
mengetahui yang sebenarnya, dan jika hanya teori saja tanpa ada pengamatan atau
praktikum kita tidak akan faham, maka dari itu pada praktikum ini kami
mengambil judul tentang “GAMETOGENESIS”
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum ini yaitu:
1.2.1 Bagaimana proses pembentukan sel kelamin jantan?
1.2.2 Bagaimana proses pembentukan sel kelamin betina?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:
1.3.1 Untuk mempelajari proses pembentukan sel kelamin
jantan melalui pengamatan preparat histologis
1.3.2 Untuk mempelajari proses pembentukan sel kelamin
betina melalui pengamatan preparat histologi
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Kajian Pustaka
Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet (sel
kelamin) yang terjadi melalui pembelahan meiosis. Gametogenesis berlangsung
pada sel kelamin dalam alat perkembang biakan. Gametogenesis meliputi
spermatogenesis (pembentukan spermatozoa atau sperma) dan Oogenesis
(pembentukan ovum) (Wahyu, 1990).
Tempat spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di testis. Didalam testis
terdapat tublus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus terdiri dari jaringan
epitel dan jaringan ikat, pada jaringan epithelium terdapat sel – sel
spermatogonia dan sel sertoli yang berfungsi member nutrisi pada spermatozoa.
Selain itu pada tubulus seminiferus terdapat pula sel leydig yang
mengsekresikan hormone testosterone yang berperan pada proses spermatogenesis
(Guyton, 2006).
Gambar 1.1: tubulus seminiferus (Adandu,
2009)
Proses Spermatogenesis
Pada masa pubertas, spermatogonia membelah diri secara
mitosis sehingga menghasilkan lebih banyak spermatogonia. Pada manusia,
spermatogonia mengandung 23 pasang kromosom atau 46 kromosom (diploid). Beberapa
spermatogonia membelah diri kembali, sedangkan lainnya berkembang menjadi
spermatosit primer yang juga mengandung kromosom sebanyak 46 kromosom. Sel –
sel spermatosit primer tersebut kemudian membelah secara meiosis nebjadi dua
spermatosit sekunder yang jumlah kromosomnya menjadi setengahnya (23kromosom
haploid). Selanjutnya spermatosit sekunder membelah lagi secara meiosis menjadi
empat spermatid. Jadi, spermatid.jadi, spermatosit primer mengalami pembelahan
meiosis I yang menghasilkan dua spermatosit sekunder. Selama pembelahan meiosis
II, kedua spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan empat spermatid.
Selanjutnya spermatid berdiferensi menjadi sel kelamin dewasa(masak) yang
disebut spermatozoa atau sperma. Ini juga memiliki23 kromosom (haploid). Pada
manusia proses spermatogenesis berlangsung setiap hari. Siklus spermatogenesis
berlangsung rata – rata 74 hari. Artinya , perkembangan sel spermatogonia
menjadi spermatozoa matang memerlukan waktu rata – rata 74 hari. Sementara itu
pemasakan spermatosit menjadi sperma memerlukan waktu dua hari.proses pemasakan
spermatosit menjadi sperma dinamakan spermatogenesis dan terjadi didalam
epidemis. Pada pria dewasa normal, proses spermatogenesis terus berlangsung
sepanjang hidup, walaupun kualitas dan kauntitasnya makin menurun dengan
bertambahnya usia (Toelihere, 1981).
Gambar 1.2: proses spermatogenesis (Adandu,
2009)
Bagian – Bagian Sperma
Sperma dewasa
terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, bagian tengah dan ekor (flagelata.
Kepala sperma mengandung nucleus. Bagian ujung kepala ini mengandung akrosom
yang menghasilkan enzim yang berfungsi untuk menembus lapisan – lapisan sel
telur pada waktu fertilisasi. Bagian tengah sperma mengandung mitokondria yang
menghasilkan ATP sebagai sumber energy untuk pergerakan sperma. Ekor sperma
berfungsi sebagai alat gerak (Scanlon, 2003).
Gambar 1.3: bagian – bagian sperma
Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pematangan ovum di dalam
ovarium. Tidak seperti spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan spermatozoa
dalam waktu yang bersamaan, oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang
sekali waktu. Mari kita simak prosesnya lebih lanjut (Sherwood, 2001):
1. Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup
dalam folikel di ovarium.
2. Oogonium berubah menjadi oosit primer, yang memiliki
46 kromosom. Oosit primer melakukan meiosis , yang menghasilkan dua sel anak
yang ukurannya tidak sama.
3. Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang
bersifat haploid. Ukurannya dapat mencapai ribuan kali lebih besar dari yang
lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari oosit primer.
4. Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama
yang kemudian membelah lagi.
5. Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju
tuba Fallopi. Apabila oosit sekunder difertilisasi, maka akan mengalami
pembelahan meiosis yang kedua . begitu pula dengan badan polar pertama membelah
menjadi dua badan polar kedua yang akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila
tidak terjadi fertilisasi, menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus
oogenesis diulang kembali.
6. Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder
menjadi bersifat haploid dengan 23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan
ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap melebur menjadi satu, saat itu
juga ootid kemudian mencapai perkembangan finalnya menjadi ovum yang matang.
7. Kedua sel haploid (sperma dan ovum) bersatu membentuk
sel zygot yang bersifat dipoid (2n).
Dalam oogenesis sel germa berkembang di dalam
folikel – folikel telur, dengan tingkatan sebagai berikut (Tenzer, 2003):
a. Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam
ektoderm embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium
germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri. Masing-masing sel
kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang
melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk
folikel primordial.
b. Folikel Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex
ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000. Sejumlah folikel
primordial berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa
kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu
folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf
dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
c. Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang
kromosom (2n). Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis
kelamin, dan disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom.
Satu kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut
DNA.
d. Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de
Graaf mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau
ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang
masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang
lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel
yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer
ini dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.
Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya
kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi
pertukaran kromatid dan bahan genetiknya. Setiap kromosom masih membawa satu
kromatid tanpa pertukaran, tetapi satu kromatid yang lain mengalami pertukaran
dengan salah satu kromatid pada kromosom yang lain (pasangannya). Dengan
demikian kedua sel tersebut mengandung jumlah kromosom yang sama, tetapi dengan
bahan genetik yang polanya berbeda.
e. Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya
apabila kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit (ovum). Oosit sekunder
membelah membentuk ovum masak dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk dua
atau tiga badan polar dan satu ovum matur, semua mengandung bahan genetik yang
berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum
yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan
embrional.
Pengaruh Hormon dalam Oogenesis
Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang
merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang
diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel de Graaf, Folikel de
Graaf menghasilkan hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang kelenjar
hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang terjadinya
ovulasi. Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi
badan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon
progresteron yang berfungsi menghambat sekresi FSH dan LH. Kemudian korpus
luteum mengecil dan hilang, sehingga akhirnya tidak membentuk progesteron lagi,
akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali (Wahyu,
1990).
Pada masa pubertas, oosit primer mengadakan pembelahan
meiosis I menghasilkan satu sel oosit sekunder yang besar dan satu sel badan
kutub pertama (polar body primer) yang lebih kecil. Perbedaan bentuk ini
disebabkan sel oosit sekunder mengandung hampir semua sitoplasma dan kuning
telur, sedangkan sel badan kutub pertama hanya terdiri dari nucleus saja. Oosit
sekunder ini mempunyai kromosom setengah kromosom oosit primer yaitu 23 kromosom
(haploid) (Guyton, 2006).
Dalam pembelahan meiosis II, oosit sekunder membelah
diri menghasilkan satu sel ootid yang besar dan satu badan kutub kedua (polar
body sekunder). Ootid yang besar tersebut mengandung hamper semua kuning telur
dan sitoplasma. Pada saat yang sama, badan kutub pertama membelah diri menjadi
dua kutub. Selanjutnya ootid tumbuh menjadi sel telur (ovum) yang mempunyai 23
kromosom (haploid). Sedangkan ketiga badan kutub kecil hancur sehingga setiap
oosit primer hanya menghasilkan satu sel telur yang fungsional. Sel telur
(ovum) yang besar itu mengandung sumber persediaan makanan, ribosom, RNA, dan
komponen – komponen sitoplasma lain yang berperan dalam perkembangan embrio.
Sel telur yang matang diselubungi oleh membrane corona radiate dan zona
pellusida (Toelihere, 1981).
Oogenesis hanya berlangsung hingga seseorang usia 40
sampai 50 tahun. Setelah wanita tidak mengalami menstruasi lagi (menopause) sel
telur tidak diproduksi lagi (Munasik, 2004).
Gambar 1.4: oogenesis (Adandu, 2009)
Oogenesis merupakan proses pembentukann
ovum di dalam ovarium. Tidak seperti spermatogenesis yang dapat menghasilkan
jutaan sperma dalam waktu yang bersamaan, oogenesis hanya mampu menghasilkan
satu ovum matang sekali waktu. Proses oogenensis dipengaruhi oleh beberapa
hormon yaitu (Scanlon, 2003):
a. Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Berfungsi untuk merangsang pertumbuhan
sel-sel folikel
b. Hormon LH (Luteinizing Hormone)
Berfungsi merangsang terjadinya ovulasi
(yaitu proses pengeluaran sel ovum)
c. Hormon estrogen
Estrogen berfungsi menimbulkan sifat
kelamin sekunder
d. Hormon progesteron
Hormon progesteron berfungsi juga untuk
menebalkan dinding endometrium.
Oogenesis secara sederhana prosesnya dapat
dijelaskan tahapannya sebagai berikut (Sherwood, 2001):
1) Oogonium adalah merupakan sel induk dari ovum yang
terdapat dalam sel folikel yang berada di dalam ovarium
2) Oogonium mengalami pembelahan mitosis berubah menjadi
oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan meiosis (tahap
I), yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama
3) Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang
bersifat haploid (n). Ukurannya dapat mencapai ribuan kali lebih besar dari
yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari oosit primer yang lain
4) Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama
yang kemudian membelah lagi
5) Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju
tuba Fallopi. Apabila oosit sekunder di dibuahi oleh sel sperma (fertilisasi),
maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua. begitu pula dengan badan
polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang akhirnya mengalami
degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi dengan cepat
akan terjadi dan siklus oogenesis diulang kembali
6) Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder
menjadi bersifat haploid (n) dengan 23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan
ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap melebur menjadi satu, saat itu
juga ootid kemudian mencapai perkembangan akhir atau finalnya menjadi ovum yang
matang. Peristiwa pengeluaran sel telur dikenal dengan istilah ovulasi. Pada
setiap ovulasi hanya satu telur yang matang dan dapat hidup 24 jam. Jika ovum
yang matang tersebut tidak dibuahi, maka sel telur tersebut akan mati dan luruh
bersama dengan dinding rahim pada awal siklus menstruasi .
Uraian diatas dapat digambarkan dalam gambar di bawah ini!
Gambar 1.5: proses oogenesis (Adandu, 2009)
Spermatogenesis
Peralihan dari bakal sel
kelamin yang aktif membelah ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai
macam perubahan struktur yang berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis
berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin dan
testosterone (Wahyu, 1990).
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi
atas tiga tahap yaitu (Tenzer, 2003) :
1.Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia
yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer.
Spermatogonia
Spermatogonia merupakan
struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara
mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan
berkembang menjadi spermatosit primer.
Spermatosit Primer
Spermatosit primer
mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu
spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiois
Spermatosit I (primer)
menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami
meiosis I yang kemudian diikuti dengan meiosis II.
Sitokenesis pada meiosis
I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih
berhubungan sesame lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan
dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan
transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase
golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat
spermatozoa masak. Dua spermatozoa akan membawa kromosom penentu jenis kelamin
wanita “X”. Apabila salah satu dari spermatozoa ini bersatu dengan ovum, maka
pola sel somatik manusia yang 23 pasang kromosom itu akan dipertahankan.
Spermatozoa masak terdiri dari :
a. Kepala (caput), tidak hanya
mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya, tetapi juga
ditutup oleh akrosom yang mengandung enzim hialuronidase yang mempermudah
fertilisasi ovum.
b. Leher (servix), menghubungkan kepala
dengan badan.
c. Badan (corpus), bertanggungjawab
untuk memproduksi tenaga yang dibutuhkan untuk motilitas.
d. Ekor (cauda), berfungsi untuk
mendorong spermatozoa masak ke dalam vas defern dan ductus ejakulotorius.
Gambar 1.6: bagian spermatozoa masak (Adandu, 2009)
Sel sperma yang bersifat
haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks yang
disebut dengan spermatogenesis. Secara simultan proses ini memproduksi sperma
matang di dalam tubulus seminiferus lewat langkah-langkah berikut ini (Toelihere,
1981):
1. Ketika seorang anak laki-laki
mencapai pubertas pada usia 11 sampai 14 tahun, sel kelamin jantan primitif
yang belum terspesialisasi dan disebut dengan spermatogonium menjadi diaktifkan
oleh sekresi hormon testosteron.
2. Masing-masing spermatogonium
membelah secara mitosis untuk menghasilkan dua sel anak yang masing-masing
berisi 46 kromosom lengkap.
3. Dua sel anak yang dihasilkan
tersebut masing-masing disebut spermatogonium yang kembali melakukan pembelahan
mitosis untuk menghasilkan sel anak, dan satunya lagi disebut spermatosit
primer yang berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam lumen tubulus
seminiferus.
4. Spermatosit primer melakukan meiosis
untuk menhasilkan dua spermatosit sekunder yang berukuran lebih kecil dari
spermatosit primer. Spermatosit sekunder ini masing-masing memiliki 23 kromosom
yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu kromosom kelamin (Y atau X).
5. Kedua spermatosit sekunder tersebut
melakukan mitosis untuk menghasilkan empat sel lagi yang disebut spermatid yang
tetap memiliki 23 kromosom.
6. Spermatid kemudian berubah menjadi
spermatozoa matang tanpa mengalami pembelahan dan bersifat haploid (n) 23
kromosom. Keseluruhan proses spermatogenesis ini menghabiskan waktu sekitar 64
hari.
Fertilisasi
Fertilisasi merupakan
proses peleburan dua macam gamet sehingga terbentuk suatu individu baru dengan
sifat genetic yang berasal dari kedua parentalnya. Fertilisasi merupakan
masuknya spermatozoa kedalam ovum. Setelah spermatozoa masuk, ovum dapat tumbuh
menjadi individu baru (Scanlon, 2003).
Spermatozoa yang
mengelilingi ovum akan menghasilkan enzim hialuronidase, yaitu enzim yang
memecah protoplasma pelindung ovum agar dapat menembus ovum dengan sedikit
lebih mudah. Enzim tersebut merusak korona radiata dan memudahkan penembusan
zona pellucida hanya untuk satu sperma saja. Badan dan ekor sperma terpisah
dari kepala segera setelah masuk ke dalam ovum. Segera setelah kedua sel
bersatu, kumparan kutub kedua dalam inti (nukleus) ovum mengalami pembelahan
meiosis kedua dan mampu bersatu dengan inti sperma, sehingga terbentuk kromosom
diploid (2n) (Scanlon, 2003).
Ovum memiliki beberapa lapisan pelindung, antara lain (Guyton, 2006) :
a. Membrane vitellin yaitu lapisan
transparan dibagian dalam ovum.
b. Zona pellusida, yaitu lapisan
pelindung ovum yang tebal dan terletak dibagian tengah. Terdiri dari protein
dan mengandung rangsang (reseptor) untuk spermatozoa.
c. Corona radiata, yaitu merupakan
sel-sel granulose yang melekat disisi luar dan merupakan mantel terluar ovum
yang paling tebal.
perhatikan
gambar di bawah ini!
Gambar 1.7: lapisan pelindung ovum (Adandu, 2009)
2.2 Kajian Keislaman
Sistem reproduksi yang merupakan prasyarat bagi
kelangsungan kehidupan ini, merupakan sistem yang diciptakan Allah. Dia yang
menghendaki kehidupan terus berlangsung. Allah adalah "Pemberi
Kehidupan". Dia yang menciptakan makhluk hidup dan Dia yang menciptakan
keturunannya hadir ke dunia. Semua makhluk hidup dapat hidup berkat Dia. Mereka
berutang nyawa bukan kepada induknya, melainkan kepada Allah yang telah
menciptakan mereka beserta induknya. Allah berfirman di dalam Al Quran:
uqèdur Ï%©!$# ö/ä.r&us Îû ÇÚöF{$# Ïmøs9Î)ur tbrç|³øtéB ÇÐÒÈ
Artinya:
Dan
dialah yang menciptakan serta mengembang biakkan kamu di bumi Ini dan
kepada-Nyalah kamu akan dihimpunkan (QS. Al-mu’minun 79).
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# (#qà)®?$# ãNä3/u Ï%©!$# /ä3s)n=s{ `ÏiB <§øÿ¯R ;oyÏnºur t,n=yzur $pk÷]ÏB $ygy_÷ry £]t/ur $uKåk÷]ÏB Zw%y`Í #ZÏWx. [ä!$|¡ÎSur 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# Ï%©!$# tbqä9uä!$|¡s? ¾ÏmÎ/ tP%tnöF{$#ur 4 ¨bÎ) ©!$# tb%x. öNä3øn=tæ $Y6Ï%u ÇÊÈ
Artinya:
1. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada
Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[263]
Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[264], dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
Mengawasi kamu.
[263] maksud dari padanya menurut Jumhur Mufassirin
ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat
Bukhari dan muslim. di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah
dari unsur yang serupa yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan.
[264] menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka
menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama
Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu
dengan nama Allah.
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
3.1 Waktu
dan Tempat
Praktikum Struktur Perkembangan Hewan II ini di
laksanakan pada hari Selasa, 27 April 2010 pada jam 15.15 WIB, di Laboratorium
Pendidikan Biologi A lantai 1 Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
3.2 Alat
dan Bahan
3.2.1
Alat:
Adapun
alat – alat yang digunakan dalam
praktikum system reproduksi ini yaitu:
3.2.1.1
Mikroskop elektron 1 buah
3.2.2
Bahan:
Adapun
bahan – bahan yang digunakan dalam
praktikum system reproduksi ini yaitu:
3.2.2.1
Preparat jadi ovarium marmot 1 buah
3.2.2.2
Preparat jadi testis marmot 1
buah
3.3 Cara
Kerja
3.3.1 Disiapkan alat dan bahan yang akan
diamati
3.3.2 Diamati preparat testis dibawah mikroskop
3.3.3
Digambar sebuah tubulus seminiferus beserta sel – sel germa yang berkembang di
dalamnya, di gambar pula sel – sel interstitial yang terdapat diruang antar
tubulus
3.3.4 Diamati preparat ovarium di bawah
mikroskop
3.3.5
Digambar masing – masing folikel telur yang berkembang di dalamnya dan
disebutkan bagian – bagianya dengan lengkap.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Preparat jadi ovarium marmut
Hasil pengamatan
|
Literature
|
|
|
Perbesaran 10x10
|
Adandu, 2009
|
Keterangan:
1. Sel
epitel gepeng (folikel primordial)
2. Sel
kuboid (folikel primer)
3. Zona
pelucida
4. Folikel
sekunder
5. Inti sel
oosit
6. Folikel
tersier
7. Folikel
deegraf
4.1.2 Preparat jadi testis marmut
Hasil pengamatan
|
Literature
|
|
|
Perbesaran 1se0x10
|
Adandu, 2009
|
Keterangan:
1.
Spermatogonium
2.
Spermatosit 1
3.
Spermatosit 2
4.
Spermatozoa
5. Spermatid
4.2 Pembahasan
4.2.1
Preparat jadi ovarium marmut
Berdasarkan hasil pengamatan dengan mikroskop yang
menggunakan perbesaran 10x10 bahwa pada ovarium marmot terdapat Sel
epitel gepeng (folikel primordial), Sel kuboid (folikel primer), Zona pelucida,
Folikel sekunder, Inti sel oosit, Folikel tersier, Folikel deegraf. Folikel
primordial ini berbentuk gepeng dan merupakan tahap awal pada masa perkembangan
sel germa di dalam folikel – folikel telur, folikel tumbuh terdiri dari: folikel primer berbentuk kuboid dan merupakan
tahap pertama pada folikel tumbuh, zona pelusida merupakan sekat antara sel
kuboid yang satu dengan sel kuboid yang lainya, folikel sekunder merupakan
tahap ke dua dan mempunyai inti sel oosit, folikel tersier merupakan tahap
ketiga, dan folikel deegraf merupakan tahap terakhir, atau bisa disebut folikel
pematangan.
Dalam oogenesis sel germa berkembang di dalam
folikel – folikel telur, dengan tingkatan sebagai berikut (Tenzer, 2003):
a. Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam
ektoderm embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium
germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri. Masing-masing sel
kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi
dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk folikel
primordial.
b. Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex
ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000. Sejumlah folikel
primordial berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa
kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu
folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf
dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
c. Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang
kromosom (2n). Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis
kelamin, dan disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom.
Satu kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut
DNA.
d. Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de
Graaf mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau
ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang
masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang
lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel
yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer
ini dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi. Pembelahan
meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan
badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya.
Setiap kromosom masih membawa satu kromatid tanpa pertukaran, tetapi satu
kromatid yang lain mengalami pertukaran dengan salah satu kromatid pada
kromosom yang lain (pasangannya). Dengan demikian kedua sel tersebut mengandung
jumlah kromosom yang sama, tetapi dengan bahan genetik yang polanya berbeda.
e. Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya
apabila kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit (ovum). Oosit sekunder
membelah membentuk ovum masak dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk dua
atau tiga badan polar dan satu ovum matur, semua mengandung bahan genetik yang
berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum
yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan
embrional.
4.2.2
Preparat jadi testis marmot
Berdasarkan hasil pengamatan dengan mikroskop yang
menggunakan perbesaran 10x10 bahwa pada testis marmot terdapat Spermatogonium,
Spermatosit 1, Spermatosit 2, Spermatozoa, Spermatid. Spermatogonium merupakan
tahap awal pada perkembangan sel germa dalam tubulus seminiferus, spermatosit 1
merupakan tahap kedua, spermatosit 2 merupakan tahap ke tiga, spermatid merupakan
tahap keempat, dan spermatozoa merupakan tahap terakhir ayau tahap ke lima.
Sel
sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah
proses kompleks yang disebut dengan spermatogenesis. Secara simultan proses ini
memproduksi sperma matang di dalam tubulus seminiferus lewat langkah-langkah
berikut ini (Toelihere, 1981):
1. Ketika seorang anak laki-laki
mencapai pubertas pada usia 11 sampai 14 tahun, sel kelamin jantan primitif
yang belum terspesialisasi dan disebut dengan spermatogonium menjadi diaktifkan
oleh sekresi hormon testosteron.
2. Masing-masing spermatogonium
membelah secara mitosis untuk menghasilkan dua sel anak yang masing-masing
berisi 46 kromosom lengkap.
3. Dua sel anak yang dihasilkan
tersebut masing-masing disebut spermatogonium yang kembali melakukan pembelahan
mitosis untuk menghasilkan sel anak, dan satunya lagi disebut spermatosit
primer yang berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam lumen tubulus
seminiferus.
4. Spermatosit primer melakukan meiosis
untuk menhasilkan dua spermatosit sekunder yang berukuran lebih kecil dari
spermatosit primer. Spermatosit sekunder ini masing-masing memiliki 23 kromosom
yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu kromosom kelamin (Y atau X).
5. Kedua spermatosit sekunder tersebut
melakukan mitosis untuk menghasilkan empat sel lagi yang disebut spermatid yang
tetap memiliki 23 kromosom.
6. Spermatid kemudian berubah menjadi
spermatozoa matang tanpa mengalami pembelahan dan bersifat haploid (n) 23
kromosom. Keseluruhan proses spermatogenesis ini menghabiskan waktu sekitar 64
hari.
4.3 Perbandingan
Organ
|
Di dalamnya terdapat:
|
Ovarium marmot
|
1.
Sel
epitel gepeng (folikel primordial)
2.
Sel
kuboid (folikel primer)
3.
Zona
pelucida
4.
Folikel
sekunder
5.
Inti
sel oosit
6.
Folikel
tersier
7.
Folikel
deegraf
|
Testis marmot
|
1. Spermatogonium
2. Spermatosit 1
3. Spermatosit 2
4. Spermatid
5. Spermatozoa
|
Berdasarkan
table diatas dapat diketahui bahwa pada ovarium marmot terdapat tahapan dalam
oogenesis, sel germa berkembang di dalam folikel – folikel telur, dengan
tingkatan:
1.
Folikel primordial
2.
Folikel tumbuh:
a.
Folikel primordial
b.
Folikel sekunder
c.
Folikel tersier
3.
Folikel matang (folikel deegraf)
Sedangkan pada testis marmot terdapat tingkatan perkembangan sel germa
dalam tubulus seminiferus adalah:
1.
Spermatogonium
2.
Spermatosit I
3.
Spermatosit II
4.
Spermatid
5.
Spermatozoid
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1
Ovarium marmot
Terdapat
tahapan dalam oogenesis, sel germa berkembang di dalam folikel – folikel telur,
dengan tingkatan:
1.
Folikel primordial
2.
Folikel tumbuh:
d.
Folikel primordial
e.
Folikel sekunder
f.
Folikel tersier
3.
Folikel matang (folikel deegraf)
5.1.2
Testis marmot
Terdapat tingkatan perkembangan sel germa dalam tubulus seminiferus adalah:
1.
Spermatogonium
2.
Spermatosit I
3.
Spermatosit II
4.
Spermatid
5.
Spermatozoid
5.2
Saran
Sebelum melakukan praktikum sebaiknya
kita harus tahu dulu bagaimana cara nya dan harus memeriksa segala peralatan
yang akan digunakan. Terjalinnya kerja sama antar praktikan dengan asisten
sangat diperlukan untuk dapat mencapai target yang dinginkan. Selain itu
asisten sebaiknya mendampingi praktikan dalam melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Imam. 2003. Reproduksi Seksual Karang
Scleractinia: Telaah Pustaka. Biota. Vol VIII. No. 3. Hal 131 – 134.
Mataram.
Guyton & Hall. 2006. Textbook of
Medical Physiology. Philadelphia. Elsevier Saunders.
Munasik.
2004. Reproduksi Karang Acropora Aspera Di Pulau Panjang, Jawa Tengah:
I. Gametogenesis. Journal of Marine Sciences. No 9. Vol.4
Hal : 211-216. Semarang.
Scanlon & Sanders. 2003. Essential of Anatomy and
Physiology. Philadelphia : F. A. Davis Company.
Sherwood, lauralee. 2001. Fisiologi
Hewan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum
Struktur Hewan II. Malang. Jurusan Biologi UM.
Wahyu, Hary. 1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi.
Yogyakarta. Jurusan Zoologi UGM.
Toelihere, Mozes. 1981. Fisiologi
Reproduksi pada Ternak. Bandung : Penerbit Angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar